【Rilis Produk Baru】 Hangzhou New-Test Meluncurkan Produk Baru Diagnostik Pet Pembuatan Epoch-Kit Uji Ginjal Ginjal Canine dan Feline

Keakuratan deteksi molekul kecil selalu menjadi tantangan untuk diatasi di bidang pengujian POCT, dan juga merupakan arah penelitian dan pengembangan yang telah didedikasikan oleh bio tuji-sarang sejak pendiriannya lebih dari 6 tahun yang lalu. Karakteristik pendinginan dan pembusukan fisik dari bahan fluoresen tradisional secara langsung mempengaruhi keakuratan hasil deteksi molekul kecil. Teknologi pelabelan nanokristal langka-earth, generasi keempat nanomaterial neon yang dikembangkan oleh tes baru, diakui sebagai bahan nano fluoresen paling stabil di pasar, yang memiliki keuntungan dari mengatasi karakteristik fisik pendinginan cahaya. Ditambah dengan beberapa tahun optimalisasi proses yang berkelanjutan, akhirnya menyelesaikan masalah akurasi yang buruk di seluruh dunia dalam pengujian molekul kecil POCT. Dorongan pertama adalah kit tes triple fungsi ginjal. Ini menjamin keakuratan dan stabilitas dua molekul kecil (kreatinin & SDMA) reagen dalam periode validitas 2 tahun.

“Tes tunggal juga tersedia, jadi mengapa mengembangkan triad fungsi ginjal”— - latar belakang pengembangan triad fungsi ginjal

Saat ini, indikator umum fungsi ginjal abnormal pada anjing dan kucing termasuk kreatinin (CREA) dan nitrogen urea dalam biokimia; Cysc (cystatin C) dan dimethylarginine simetris (SDMA) dalam indikator kekebalan, dll. Saat ini, umumnya diyakini bahwa semua indikator yang disebutkan di atas disaring melalui glomerulus. Ketika laju filtrasi glomerulus menurun karena cedera ginjal, indikator -indikator ini akan menumpuk dalam darah dan peningkatan konsentrasi, sehingga mencerminkan tingkat gangguan fungsi ginjal. Sistem penilaian Penelitian Ginjal (IRIS) internasional mengkategorikan gangguan ginjal pada kucing menjadi empat kelas berdasarkan nilai kreatinin (kelas I, normal atau ringan: <1,6 mg/dL; kelas II, sedang: 1,6-2,8 mg /DL;

Gangguan ginjal pada anjing dikategorikan ke dalam empat kelas (grade I, normal atau ringan: <1,4 mg/dL: grade II, sedang: 1.4-2.0 mg/dl: grade III, parah: 2.0-4.0 mg/dl: grade IV, dan tahap akhir:> 4.0 mg/dL). Namun, karena terbatasnya sensitivitas kreatinin pada penyakit ginjal kronis awal (CKD), indikator lain yang lebih awal dari filtrasi fungsi nefron, "dimethylarginine simetris (SDMA)", digunakan. Menurut data, SDMA dapat menunjukkan kelainan pada 25-40% penurunan nilai ginjal, sedangkan kreatinin biasanya dianggap abnormal pada 75% penurunan nilai.

Cysc (cystatin C) adalah sistein protease inhibitor, berat molekul rendah (13,3 kD), protein dasar non-glikosilasi. Ini adalah salah satu penanda fungsi ginjal awal yang paling banyak digunakan dalam pengobatan manusia. Seperti kreatinin dan SDMA, disaring melalui glomerulus, tetapi berbeda dari kreatinin dan SDMA karena metabolismenya tidak melalui saluran kemih, tetapi hampir seluruhnya dimetabolisme oleh reabsorpsi melalui tubulus ginjal. Ini adalah perbedaan yang halus tetapi penting yang telah memiliki tubulus ginjal. Belum pernah diperhatikan, memimpin banyak cendekiawan, para ahli dan literatur ke dua kesimpulan berbeda tentang cedera ginjal kronis pada kucing: beberapa percaya bahwa CYSC adalah penanda awal cedera ginjal kronis yang dapat digunakan pada anjing dan kucing, sedangkan yang lain percaya bahwa CYSC Berkorelasi cukup baik di Canine CKD, tetapi buruk pada kucing.